Langsung ke konten utama

Postingan

Aktivis Keturunan Tionghoa yang Mati Muda

Postingan terbaru

Sukitman, Saksi Pembunuhan Enam Jendral (G30S/PKI) - Banjir Darah

(Sumber foto) Peristiwa G30S/PKI meninggalkan kisah kelam bagi sejarah Indonesia. Keinginan mewujudkan negeri komunis tak ubahnya seperti singa lapar di tengah sabana, menghabisi siapapun dan tak kenal ampun selama ia tak sejalan dengan mereka. Sebelum membaca tulisan ini mari kita kirim doa untuk mereka para pahlawan revolusi serta uyut buyut kita yang dibantai dengan tak berperikemanusiaan oleh para PKI. Tulisan ini penulis ambil dari referensi buku Banjir Darah, artikel terkait, dan rekaman wawancara saksi yang ada di youtube. Terlepas dari kontroversi yang beredar, penulis hanya ingin menyampaikan kisah dari salah satu judul bab dalam buku Banjir Darah. Sebenarnya, buku Banjir Darah ini tidak hanya menjelaskan mengenai tragedi 30 September 1965 saja, melainkan deretan peristiwa pemberontakan PKI pada 1926-1968. Bahkan memang lebih terfokus pada pemberontakan sebelum '65 ini. Bila teman-teman ingin lebih tahu mengenai pemberontakan sebelum Gestapu, terutama PKI Madiun, penulis s...

Ngomongin Produktif

NGOMONGIN PRODUKTIF Selama pandemi ini kamu ngerasain ngga kalau banyak waktu terbuang sia-sia tanpa melakukan sesuatu? Mungkin kamu bingung mau ngelakuin apa saking bosannya tiap hari begitu-begitu aja atau mungkin kamu emang ngga berhasrat untuk ngelakuin apapun dan kehilangan motivasi?   Ngomongin produktif sebenernya produktif sendiri itu apa artinya, sih? Kalau menurut KBBI produktif itu bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar).   Kali ini aku pengen ngobrol soal produktif dan manajemen waktu. Lebih ke curahan pikiran kayanya ya. SOOO ngga semua yang aku tulis di sini itu baik kemungkinan salahnya lebih banyak hehe. Soalnya pengalaman hidupku belum banyak juga. Namun, aku pengen kita bisa berpikir dan bangkit bareng-bareng. Terutama sebagai muslim kita sudah diingatkan oleh surah Al-Ashr bahwa waktu itu amat berharga serta peringatan kepada manusia yang menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat . Tulisan ini ditulis oleh...

Ketika Sudah Di Atas - Dzikry Suryaman

HATI   adalah tempat paling dalam pada setiap diri manusia.  Dimana, tidak akan ada yang tahu betul bagaimana isi hati paling dalam dari seorang manusia, selain penciptanya sendiri. Begitupun dalam memaknai, apa-apa yang berhasil masuk dan dimaknai dengan sangat terperinci oleh hati hasilnya akan merubah tampilan luar pemilik hati itu sendiri.  Hidayah salah satunya.  Dia tidak akan salah sasaran dalam menentukan hati mana yang ia tuju. Hati yang benar-benar sudah siap dan berkomitmen untuk terus berbenah menjadi sebaik-baiknya manusia yang hinggap di bumi ini. Pelan-pelan ia mulai berbenah diri dengan menjauh dari hal-hal yang membuat komitmen itu rapuh. Serta, pelan-pelan juga mulai membiasakan diri dengan kesibukan-kesibukan yang sifatnya religi. Ikut kajian sana sini, mulai masuk organisasi-organisasi islami, bergaul dengan teman-teman yang bukan seperti dulu lagi, mulai menjaga diri dari cinta yang tidak diridhai, dan sesekali mulai berani menunjukan perubahan y...

Arti Dibalik Kebahagiaan -Dzikry Suryaman

Arti Dibalik  Kebahagiaan Penulis : M. Dzikry Al Hadiq Ketika kita memperoleh sesuatu yang diinginkan. Rasanya senang bukan kepalang.  Senyum terpancar dari bibir kita, juga dari bibir orang-orang yang selalu hadir di sekeliling kita. Tentu tak hanya senyum saja, kebahagiaan dan keceriaan ikut serta mengiringi momen itu. Buru-buru kita mengambil ponsel untuk mengabadikannya, di Instagram, Facebook, Twitter, dan disemua akun media sosial yang kita punya. Pernahkah kita merasakannya, bahwa sesuatu yang membuat bahagia itu tak harus selalu hal-hal berupa materi semata.  Ada kalanya momen bahagia tercipta ketika kita menghabiskan waktu dengan anggota keluarga diakhir pekan yang mana di hari sebelumnya kita semua sibuk dengan tanggung jawab masing-masing.  Ada kalanya, bagi sebagian orang momen bahagia tercipta ketika perut terisi dengan makanan. Walaupun hanya dengan nasi dan lauk pauk seadanya. Lalu, pernah juga kah kita menyadari? Ada hikmah yang bisa diambil dari keba...

Surat Untuk Negeri

Surat Untuk Negeri 75 tahun kami memperingati Menjadi saksi jatuh bangunnya Ibu Pertiwi Keragaman yang menjadi tanggung jawab kami Kekayaan yang patut kami syukuri Indonesia Terbesit perjuangan para pendekar bangsa Ditindas, disiksa, tak mengurangi kecintaan mereka Pada tanah pemberian yang Mahakuasa Surat ini untukmu Indonesia Bagaimana keadaanmu hari ini? Apakah masih bangga dengan banyaknya keragaman? Atau kini engkau telah berubah karena perpecahan di mana-mana? Apakah engkau masih menjadi negeri yang begitu elok karena alamnya? Atau kini terkuras sedikit demi sedikit demi segelintir kepentingan? Katanya kail dan jala cukup menghidupi kami, tapi mengapa masih ada yang berebut kursi kekuasaan? Ibu Pertiwi, aku tidak mengerti Apakah sebenarnya berebut posisi itu bisa mengubah nasib kami? Bak pahlawan yang datang dan mengaku paling 'aku'? Ibu Pertiwi, maafkan kami... Maafkan anak bangsamu ini Entah sudah kapan terakhir berpikir, terakhir bertinda...

Kaum Rebahan Beri Perubahan –Bincang buku

Assalamu’alaikum hai semuanya! Udah lama gak nyapa lewat blog. Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Kali ini aku bakal ajak teman-teman untuk menyelami salah satu buku yang menurutku keren abis. M. Atiatul Muqtadir yang kerap disapa Fathur, lewat buku pertamanya ini telah mengajak anak muda untuk menjadi produktif dan berdampak. Judul buku yang sangat relate dengan generasi muda saat ini. Rebahan “Emang salah kalau rebahan?” “Nanti aja, deh dikerjainnya.” “Masih banyak waktu ini, kok.” Aku beli buku ini bulan April lalu di tengah kebosanan pandemi. Coba libur lama gini siapa sih yang gak bosen? Awalnya memang bahagia bin nikmat banget libur panjang. Bisa rebahan seharian di kasur, scroll sosmed, liat story temen, nonton film berjam-jam, dan acara mengisi kegabutan lainnya. Namun, seketika sadar kalau aku diciptakan bukan untuk santai, rebahan, dan buang-buang waktu aja. Hingga akhirnya kuputuskan untuk beli buku ini. Kenapa generasi kita bis...